Malam Minggu di Taman Bungkul Surabaya
Sabtu, 17 Oktober 2015. Aku
ditugaskan untuk mencari berita dalam rangkaian agenda FANATIK TOUR 2015, kali
ini aku ditugaskan untuk mencari berita di Taman Bungkul Surabaya. Taman
Bungkul Surabaya adalah salah satu sarana umum yang disuguhkan oleh pemerintah
daerah surabaya kepada warga Surabaya maupun sekitarnya.Di taman Bungkul
Surabaya banyak sarana seperti Taman Bunga , Taman bermain anak-anak , Lapangan
, Sarana bermain skateboard, dan tepat dibelakang Taman terdapat makam Mbah
Bungkul.Taman Bungkul Surabaya dinobatkan sebagai taman terbaik se-Asia
Tenggara dalam masa pemerintahan wali kota Surabaya yakni Ibu Rizma.
Selain keindahan dan kenyamanan yang
terdapat di Taman Bungkul Surabaya ternyata banyak terdapat topik berita di
dalamnya. aku mencoba mengidentifikasi akar-akar permasalahan dari topik berita
tersebut, yakni :
1. Kontrasnya antara pengunjung yang
mengisi waktu luangnya di Taman bungkul dengan para peziarah yang berkunjung di
Makam Mbah Bungkul
2. Berbagai Komunitas yang
memanfatkan Taman Bungkul sebagai sarana Latihan dan pengembangan
3. Sentra PKL (Pedagang Kaki Lima)
di Taman Bungkul Surabaya
4. Perlakuan jam malam bagi
pengunjung yang masih di bawah umur
5. Rambu-rambu larangan berpacaran
di Taman Bungkul surabaya.
Itulah berbagai topik yang bisa
dikembangkan sebagai berita. Kami para calon anggota UKM FANATIK ditugaskan
mencari salah satu berita dari ke-5 topik tersebut, aku beserta Fitri memilih
Komunitas sebagai topik berita yang akan kami kembangkan.
Tidak membuang waktu ,aku dan Fitri
langsung terjun ke lapangan. Banyak komunitas yang ada diantaranya yaitu
Komunitas Pecinta Rakun, Komunitas Pecinta Reptil, Komunitas Dance , Komunitas
SkateBoard dan lain sebagainya.Akhirnya kami memutuskan untuk memilih komunitas
Dance, disana kami berkesempatan untuk mewawancarai salah satu Anggota dari
Komunitas Dance tersebut. Komunitas yang resmi dibentuk pada tahun 2013 dengan
sebutan Bungkul Dragon Pro ini banyak memancing minat pengunjung untuk
melihatnya. Komunitas yang beranggotakan kurang lebih 20 anggota dari berbagai
daerah tidak hanya diminati oleh kalangan remaja dan dewasa saja, buktinya
terdapat salah satu anggota junior berumur 5 tahun yang kini ikut latihan
secara rutin pada hari senin,rabu,sabtu dan minggu.
Komunitas ini sangatlah bermanfaat
apalagi bagi para pemuda yang mempunyai bakat dan minat lebih terhadap dance.tetapi
di balik itu terdapat sisi negatif yakni tidak terkontrolnya anak-anak yang
masih dibawah umur yang memungkinkan mengikuti gerakan-gerakan dance yang bisa
membahayakan tanpa pengawasan orang tua dan ahli dibidangnya.
Komunitas Dance Dragon Pro ini mulai berkembang
dan merintis prestasi , dari pengalamannya komunitas ini telah banyak tampil
dan di undang di berbagai acara. “Saya beraharap pemerintah dapat mendukung
kami sepenuhnya agar komunitas ini dapat berkembang dan berlanjut hingga
nanti”, Ucap Romi salah satu anggota Komunitas Dance Dragon Pro.