Rabu, 21 Oktober 2015

Malam Minggu di Taman Bungkul Surabaya

Malam Minggu di Taman Bungkul Surabaya
Sabtu, 17 Oktober 2015. Aku ditugaskan untuk mencari berita dalam rangkaian agenda FANATIK TOUR 2015, kali ini aku ditugaskan untuk mencari berita di Taman Bungkul Surabaya. Taman Bungkul Surabaya adalah salah satu sarana umum yang disuguhkan oleh pemerintah daerah surabaya kepada warga Surabaya maupun sekitarnya.Di taman Bungkul Surabaya banyak sarana seperti Taman Bunga , Taman bermain anak-anak , Lapangan , Sarana bermain skateboard, dan tepat dibelakang Taman terdapat makam Mbah Bungkul.Taman Bungkul Surabaya dinobatkan sebagai taman terbaik se-Asia Tenggara dalam masa pemerintahan wali kota Surabaya yakni Ibu Rizma.
Selain keindahan dan kenyamanan yang terdapat di Taman Bungkul Surabaya ternyata banyak terdapat topik berita di dalamnya. aku mencoba mengidentifikasi akar-akar permasalahan dari topik berita tersebut, yakni :
1. Kontrasnya antara pengunjung yang mengisi waktu luangnya di Taman bungkul dengan para peziarah yang berkunjung di Makam Mbah Bungkul
2. Berbagai Komunitas yang memanfatkan Taman Bungkul sebagai sarana Latihan dan pengembangan
3. Sentra PKL (Pedagang Kaki Lima) di Taman Bungkul Surabaya
4. Perlakuan jam malam bagi pengunjung yang masih di bawah umur
5. Rambu-rambu larangan berpacaran di Taman Bungkul surabaya.
Itulah berbagai topik yang bisa dikembangkan sebagai berita. Kami para calon anggota UKM FANATIK ditugaskan mencari salah satu berita dari ke-5 topik tersebut, aku beserta Fitri memilih Komunitas sebagai topik berita yang akan kami kembangkan.
Tidak membuang waktu ,aku dan Fitri langsung terjun ke lapangan. Banyak komunitas yang ada diantaranya yaitu Komunitas Pecinta Rakun, Komunitas Pecinta Reptil, Komunitas Dance , Komunitas SkateBoard dan lain sebagainya.Akhirnya kami memutuskan untuk memilih komunitas Dance, disana kami berkesempatan untuk mewawancarai salah satu Anggota dari Komunitas Dance tersebut. Komunitas yang resmi dibentuk pada tahun 2013 dengan sebutan Bungkul Dragon Pro ini banyak memancing minat pengunjung untuk melihatnya. Komunitas yang beranggotakan kurang lebih 20 anggota dari berbagai daerah tidak hanya diminati oleh kalangan remaja dan dewasa saja, buktinya terdapat salah satu anggota junior berumur 5 tahun yang kini ikut latihan secara rutin pada hari senin,rabu,sabtu dan minggu.
Komunitas ini sangatlah bermanfaat apalagi bagi para pemuda yang mempunyai bakat dan minat lebih terhadap dance.tetapi di balik itu terdapat sisi negatif yakni tidak terkontrolnya anak-anak yang masih dibawah umur yang memungkinkan mengikuti gerakan-gerakan dance yang bisa membahayakan tanpa pengawasan orang tua dan ahli dibidangnya.

 Komunitas Dance Dragon Pro ini mulai berkembang dan merintis prestasi , dari pengalamannya komunitas ini telah banyak tampil dan di undang di berbagai acara. “Saya beraharap pemerintah dapat mendukung kami sepenuhnya agar komunitas ini dapat berkembang dan berlanjut hingga nanti”, Ucap Romi salah satu anggota Komunitas Dance Dragon Pro.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar