Kunjungan di Tunjungan Plaza
Sabtu,17 Oktober 2015.Sore itu aku
ditemani Fitri, rekanku sesama calon anggota UKM FANATIK untuk mencari berita
di Tunjungan Plaza atau sering kita sebut dengan TP.Tunjungan Plaza adalah
salah satu pusat perbelanjaan terbesar di kota Surabaya.
awalnya aku merasa bingung dan sulit
untuk mencari topik yang pas untuk aku kembangkan menjadi berita, tetapi saat
aku mencoba menganalisa dengan seksama di tiap-tiap bagian ruangan di Tunjungan
Plaza, aku banyak dibingungkan dengan kata-kata asing dalam konteks yang lebih
spesifik yaitu merk/branded produk asing .Mungkin ini yang menjadi salah satu masalah
yang membuat aku tertarik untuk menggali lebih dalam masalah tersebut, memang
ada beberapa merk lokal seperti dannis, DAMN Indonesia dan lain sebagainya,
tetapi merk-merk barang asing lebih mendominasi pusat perbelanjaan ini.
Tidak hanya itu, barang-barang yang
diperjualbelikan di Tunjungan Plaza tidak terjangkau oleh masyarakat kalangan
menengah dan bawah, memang terdapat banyak diskon yang ditawarkan tetapi tetap
saja harga barang yang diperjual-belikan tidak bisa dijangkau oleh masyarakat
kalangan menengah dan bawah.Oleh sebab itu, aku jarang menjumpai masyarakat
menengah dan bawah , justru masyarakat berkulit putih dan mata sipit sering aku
jumpai di Tunjungan Plaza.
Kesimpulan yang dapat aku ambil dari
pengalamanku berkunjung di Tunjungan Plaza yaitu pusat perbelanjaan yang ada di
Surabaya banyak didominasi oleh oleh produk-produk luar negeri dan sangat
jarang aku temui produk dalam negeri, hal ini membuktikan bahwa masyarakat
Indonesia tidak begitu berminat dengan produk hasil dari negeri
sendiri.semestinya pemerintah lebih giat lagi mempromosikan produk dalam negeri
agar mengangkat nama dari produk dalam negeri itu sendiri, sehingga masyarakat
indonesia tidak selalu bergantung pada produk impor.
By : Aisyah Diah Safitri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar